Minggu, 29 Maret 2009

Dari Situs Pribadi sampai Kampanye Santai Dengan Facebook



Manuver Caleg dan Capres di Dunia Maya

Semakin familiernya internet membawa warna baru dalam pemilu 2009. Dengan teknologi canggih itu, kampanye pemilu tidak harus di lapangan terbuka atau debat di hadapan khalayak. Sebab kampanye juga bisa dilakukan di internet atau dunia maya.

Para politisi, baik yang akan menjadi caleg maupun cepres tentu butuh sarana untuk memperkenalkan diri dan menjabarkan visi misnya pada pendukung atau calon pendukung yang biasa dikenal sebagai kampanye. Untuk bisa menarik perhatian bahkan mempengaruhi, kampanye harus dibuat semenarik mungkin.

Menarik tentu tidak hanya terkait materi atau isinya. Namun juga terkait mediumnya. Dunia maya merupakan salah satu medium yang jadi pilihan. Karena relatif lebih murah dan efektif dibanding dengan model kampanye konvensional, seperti memasang spanduk, mengumpulkan masa dan sebagainya.

Kampanye di dunia maya ini juga beragam bentuknya. Misalnya saja dengan cara membuat situs pribadi. Situs pribadi para tokoh yang diprediksi akan maju jadi capres sudah banyak dibuat. Akbar Tandjung misalnya, beberapa waktu lalu meluncurkan situs pribadinya bangakbar.com. Ada juga situs presidensby.info, dan lain sebagainya.

Para caleg juga banyak yang membuat situs pribadi. Isi situs pribadi hampir sama, informasi dan data diri beserta visi misi dan berita seputar politisi bersangkutan.

Selain situs pribadi, para capres dan caleg juga memanfaatkan situs networking atau jejaring sosial seperti facebook untuk memperkenalkan diri. Memakai situs wahana pertemanan itu untuk kampanye tentu bukan tanpa alasan. Sebab tercatat sekitar 132 juta orang terdaftar jadi anggota situs ini. Facebook tidak hanya menjangkau di dalam negeri, tapi juga mereka yang ada di luar negeri.

Maka jangan kaget jika hampir semua capres memiliki facebook. Sebut saja Rizal Malarangeng, Akbar Tandjung, Fadjroel Rachman, Yusril Ihza Mahendra, Yuddy Chrisnandi, juga Soetrisno Bachir. Sutiyoso bahkan menamai lebih spesifik dengan Sutiyoso Center. Di facebook juga ada grup penggemar Megawati Soekarnoputri.

Trik menarik pendukung melalui facebook diakui Yuddy Chrisnandi. Politisi Golkar yang berambisi menjadi capres muda ini mengatakan facebook bisa menjadi sarana untuk mengenalkan pemikiran dan programnya.

Dari saya diharapkan para pengguna situs gaul yang rata-rata berusia muda dan pemilih baru bisa menjadi pendukungnya. “Harapannya seperti itu,” ujarnya.

Anggota DPR ini mengatakan memakai facebook sebagai semacam kampanye santai. Sebab dia juga menggunakannya sebagai pelepas lelah dari rutinitas. Dia mengatakan setiap ada waktu senggang akan dimanfaatkan untuk membukan dan mengup date facebooknya.

“Seluangnya saja seperti sekarang lagi liat-liat sambil ngantuk,”candanya.

Selain para capres, politisi yang menjadi caleg juga memanfaatkan facebook. Maka jangan heran juga kalau menemui wajah-wajah para caleg di sana. Ada Puan Maharani, Indra Jaya Piliang, Ferry Mursyidan Baldan, Ganjar Pranowo, dan sebagainya .

Ferry yang caleg Golkar misalnya sangat terkenal di kalangan pemilik facecook. Sebab Ketua Pansus RUU Pilpres ini sangat aktif dan rajin mengup date facebooknya. Misalnya saja saat sedang memimpin rapat pansus, maka di halaman facebooknya akan langsung terpampang bahwa dia sedang rapat pansus.

Tak jauh beda dengan Ganjar yang caleg PDIP. Ganjar juga sangat aktif mengup date facebooknya sembari mengabarkankegiatannya. Saat sedang rapat dengan KPU tentang teknik pemberian suara, maka di facebooknya tertulis coblos atau contreng?.

Ganjar mengaku menggunakan facebook untuk menemani waktu luang dengan memanfaatkan perangkat blackberry miliknya. Dia mengaku facebook tidak berkaitan langsung dengan konstituennya yang mayoritas penduduk pedesaan.

“Pendukung saya tidak kenal facebook,” ujarnya.

Namun dia tidak menampik jika facebook nantinya juga akan menambah pendukung baginya. Misalnya saja dari kaum muda atau pemilih pemula.

“Kalau itu boleh,” ujarnya.

Kampanye dengan situs dan facebook memang belum terukur efektifitasnya meraup dukungan dan menambah perolehan suara. Tapi paling tidak memberi warna baru rangkaian pesta demokrasi lima tahunan.(dian widiyanarko) (08/10/03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar