Selasa, 27 Oktober 2009

Jadi Presiden Seperti Orang Melahirkan

foto: pks.or.id


Tifatul Sembiring terus menebar senyum dan melayani jabat tangan para tamu di ruangan yang penuh sesak itu. Siang itu adalah hari terakhirnya menyandang jabatan presiden PKS setelah dia mendapat posisi baru sebagai menteri.

Suasana harus juga sesekali mengiringi pelepasan sang Menkominfo. Bahkan staf yang membacakan surat pergantian Tifatul sempat terisak menahan tangis. Namun Tifatul yang terkenal suka berpantun justru mengisi perpisahannya dengan humor dan perumpamaan yang menggelitik.

Saat diberikan kesempatan berpidato, Tifatul langsung meminta izin agak panjang waktunya karena itu adalah pidato terakhirnya. Dia juga sempat terlihat menahan haru sampai-sampai sering selip lidah.

Misalnya dia salah sebut masa jabatannya yang 5 tahun 10 hari, menjadi satu tahun 10 hari. Juga salah sebut tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 disebut 25 Desember.

“Cuma beda sehari,” kilahnya yang disambut tawa.

Dalam pidatonya Tifatul lebih banyak menceritakan soal pengalamnnya memimpin PKS. Dia mengibaratkan menjadi presiden seperti seorang nahkoda dan proses belajarnya seperti orang melahirkan.

“Menjadi Presiden PKS atau presiden sebenarnya ,seperti orang melahirkan. Tidak perlu punya pengalaman sebelumnya. Nanti insyaallah banyak orang di sini yang akan bantu,” ujarnya sambil tersenyum.

Lalu dalam menahkodai dia juga mengaku mendapat berbagai macam dinamika. Misalnya ada protes mengapa jalur yang dipilih adalah jalur ini, lalu dia menjelaskan hal itu keputusan partai. Ada juga yang menanyakan mengapa gaya menahkodai seperti itu.

Dia juga menyindir awak kapal yang menaikkan bendera warna lain selain warna PKS. Dalam perumpamaan dia juga mengatakan ada kader yang suka membakar ikan di geladak kapal dan bukan di dapur kapal. Saat ada yang menanyakan itu dia mengatakan mungkin kader itu ingin makan ikan dengan cara itu.

“Biarkan saja asal jangan bakar kapal saja. Ada juga yang loncat enggak tinggal juga enggak jadi gelayutan aja dia di kapal. Mungkin mau pindah belum ada kapal,” sindirnya yang disambut tawa hadirin.

Lalu diakhir pidatonya Tifatul juga masih melontarkan candaan soal jabatannya menjadi Menkominfo. Dia mengatakan menjadi menteri sama seperti menjadi manteri suntik (petugas kesehatan desa).

“Bagaimana rasanya jadi menteri mirip-mirip mantra. Kalau mantri sibuk suntik orang kesana-kemari menteri juga sama kesana-kemari. Insyaaalahsaya akan sering ke sini mengenang kebersamaan kita mengenang rapat rapat kita,” tuturnya.

Presiden PKS yang baru pengganti Tifatul, Luthfi Hasan Ishaaq yang berpidato setelah Tifatul menanggapi pidato sejawatnya itu.

”Beliau berkeluh kesah soal nahkoda kapal, saya agak khwatir saya takut mabuk laut,” ujarnya yang disambut tawa riuh.

Luthfi dalam pidatonya juga sempat merendah dan mengatakan mungkin dirinya tak sebagus Tifatul. Dia mengatakan yang dipilih jadi presiden PKS kadang kala bukan bukan yang terbaik setidaknya seperti yang dia alami.

“Setidaknya yang saat ini seperti itu. Saya tidak bisa berpentun,” ujarnya mengarah pada Tifatul yang suka berpantun.

Luthfi juga mengatakan tidak akan ada perpisahan dengan Tifatul. Sebab dirinya dan Tifatul sama –sama masih kader PKS. Setiap saat Tifatul yang sibuk dengan tugasnya menjadi meteripun bisa datang ke kantor baru PKS.(dian widiyanarko)

Kamis, 15 Oktober 2009

Sepuluh Sapi untuk Yenny




Suasana di pesantren Ciganjur tampil tak biasa. Nuansa meriah tampak menghiasi dua hari ini. Tenda-tenda berdiri megah dan karangan bunga mengiasi di sana sini.

Halaman pesantren yang juga kediaman mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga di padati para tamu berbatik dari berbagai kalangan.

Siang itu di tempat sejuk itu memang sedang ada acara penting. Gus Dur sedang unduh mantu, menikahkan putri ke duanya Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid). Satu satunya putri yang mengikuti jejek ayahnya menjadi politisi ini mengakhiri masa lajangnya dengan dipersunting Politisi Partai Gerindra Dhohir Farisi.

Pernikahan yang dihelat dengan campuran adat jawa dan madura itu semakin istimewa karena dihadiri presiden dan wakil presiden yang menjadi saksi kedua mempelai. Selain itu para tokoh nasional juga turut memadati masjid kecil pesantren yang disetting menjadi tempat akad nikah.

Wapres Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah datang lebih dahulu bersama rombongan ke lokasi sekitar pukul 13: 25 WIB. Tak lama kemudian Presiden SBY datang bersama Ibu negara dan rombongannya.

Di dalam masjid sudah menunggu para tokoh yang sudah hadir sebelumnyaM Tampak hadir Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subiyanto dengan batik kremnya duduk bersila akrab, bersama Ketua MK Mahfud MD, Wagub Jatim Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), dan para politisi lainnya.

Hadir pula para kiai NU seperti Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan sebagainya.

Politisi bekas PKB yang sempat berseberangan dengan Gus Dur juga tampak hadir. Misalnya Ketua Umum PKNU Choirul Anam (Cak Anam) dan yang lain. Hanya saja Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak tampak hadir. Menurut info dari keluarga Muhaimin tidak diundang.

Ritual akad nikah diawali dengan diaraknya Faris dengan rebana madura. Sesampainya di dalam kemudian dia menempati kursi diapit kepala negara dan wakilnya yang mengenakan stelan jas.

Gus Dur selaku ayah mempelai wanita menikahkan sendiri putrinya. Dengan mengenakan baju stelan melayu dia menikahkan dengan bahasa arab. Tokoh NU 'KH Mustofa Bisri (Gus Mus) tampak menuntun dengan membisiki Gus Dur.

Sementara SBY dan JK duduk mengamati di sisi kanan dan kiri Gus Dur. Kemudian setelah Faris membalas juga dengan bahasa arab hadirin para tokoh yang duduk bersila di bawah dan menjadi saksi lalu serempak mensahkan akad.

"Sah sah," teriak hadirin serempak.

Setelah proses itu Faris lalu menyerahkan mas kawin berupa 10 ekor sapi seharga Rp90 juta 900 ribu. Sepuluh sapi untuk Yenny itu di serahkan secara simbolis dalam bentuk lonceng dan sertifikat yang dibingkai.

Setelah itu mempelai pria dengan diiringi SBY-JK dan para tokoh menuju kediaman Gus Dur. Lalu dipertemukan dengan Yenny yanh didandani dengan kebaya putih dan konde khas pengantin jawa.

Keduanya lalu menandatangai buku nikah. Saat menandatangai rupanya Yenny kesulitan dan bingung dimana dia harus membubuhkan tanda tangan.

Sampai sampai MC acara menyndirnya. "Mbak yenny kesulitan di mana harus membubuhkan maklum pengalaman pertama dan mudah mudahan yang terakh-r. Mohon pak penghulu tolong dibantu," ujar MC.

Setelah itu semua hadirin bersalaman dan berfoto dengan kedua mempelai. Kemudian presiden dan wapres meninggalkan tempat secara bergantian.

Presiden SBY juga sempat menyalami warga yang menunggu di depan rumah Gus Dur. Kebetulan letak mereka ada di dekat mobil RI 1.

Prabowo Subianto yang pulang setelah presiden dan wapres pergi mengatakan mengucapkan selamat dan mendoakan ke dua mempelai. Apalagi yang menikah adalah kadernya.

"Iya saya doakan mereka kan mereka kader saya," ujarnya dari balik kaca mobil sebelum meninggalkan lokasi.

Sore harinya Gus Mus menyampaikan nasehat pernikahan. Dia mengatakan bagaimana membina keluarga yang harmonis secara islam. Tak lupa kiai yang sastrawan ini juga berpesan agar tidak meninggalkan ibadah kepada Allah.

Dia juga mendoakan agar kedua mempelai menjadi keluarga yang sakinah dan menjadi contoh sebagai keluarga yang baik.

Saat jumpa pers usai acara akad tuntas keduanya menunjukkan rona bahagia. Senyum tampak menghiasi wajah kedua mempelai.

Bahkan dalam menjawab pertanyaan nuansa canda tawa mengemuka. Misalnya saja Faris yang ditanya mengapa memberikan 10 ekor sapi sebagai maskawin, dia menjawab dengan candaan.

"Seandainya setiap keluarga kalau nikah memberi mahar sapi, maka kita tidak perlu impor sapi," candanya.

Sementara Yenny mengatakan dia dan suaminya boleh memiliki pilihan atau pandangan politik berbeda nantinya. Namun dalam rumah tangga hal itu tidak berpengaruh. Dia mengatakan keluarga adalah hal utama dan politik adalah urusan ke dua.

Saat ditanya kemana akan berbulan madu, seolah tak mau kalah dengan suaminya Yenny juga menjawabnya dengan candaan. Dia mengatakan ingin berbulan madu ke jembatan Suramadu yang baru saja diresmikan itu.

"Bulan madu ke Suramadu, ingin lihat bulan dari Jembatan Suramadu, sekalian nunjukin mur-mur yang hilang," candanya.(dian widiyanarko)

Selasa, 13 Oktober 2009

Terus Bekerja Sampai Detik Terakhir



sumber foto; inilah.com

Di detik-detik akhir masa jabatannya, para menetri Kabinet Indonesia Bersatu memiliki aktifitas yang beragam. Sambil menunggu kabar dari Cikeas apakah jabatannya akan berakhir atau terpilih kembali, mereka melanjutkan aktifitas masing masing.

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman misalnya akan terus bekerja sampai detik terakhir. Saat ini mantan Rektor Institute Teknologi Bandung (ITB) itu masih disibukkan dengan pekerjaannya.

Kusmayanto mengatakan dirinya sedang berada di Aceh terkait uji coba alat deteksi tsunami. “Saya sedang di Aceh untuk acara IO-Wave 2009,” kata Kusmayanto kepada Seputar Indonesia, kemarin.

Menristek yang sering menyelipkan humor dalam pidatonya ini mengaku perasaannya diakhir masa jabatannya biasa saja. Dia mengatakan perasaannya saat ini serupa serupa dengan awal ketika dilantik jadi Menristek.

“Dinikmati sebagai berkah dan ujian. Pindah dari Rektor ITB ke Menteri Ristek saya syukuri sebagai rahmat Allah. InsyaAllah tidak buat saya lupa diri,” tuturnya.

Kusmayanto mengatakan dirinya juga akan legowo jika tidak lagi menjabat. Dia mengatakan jika tugasnya sebagai Menristek berakhir jika tidak terpilih lagi, dia juga menikmatinya sebagai berkah ilahi.

”Hidup ini menarik jika setiap perubahan yang terjadi kita nikmati sebagai wujud syukur pada Ilahi,” ujarnya.

Menurut Kusmayanto dirinya bersama-sama stafnyaq juga telah menyusun Laporan Pelaksaan Tugas 2004-2009. Selain itu Memo Akhir Jabatan dan (usulan) Program 100 hari Menristek juga sudah di siapkan.

“LPT sudah secara resmi saya kirimkan ke Presiden via Sekneg,” ungkapnya.

Mengenai kemas-kemas barang-barang pribadi baik di kediaman maupun di kantor belum dilakukannya. Sebab dirinya masih akan fokus bekerja dan menilai kemas-kemas tidak membutuhkan waktu lama dari detik akhir jabatan berakhir.

“Menurut perkiraan saya beres-beres dan pindah akan butuh waktu dua hari karena barang-barang pribadi mayoritas buku dan pakaian yang mudah dikemas. InsyaAllah,” jelasnya.

Saat ditanya mengenai isu pergantian menteri, termasuk tokoh parpol yang mengincar Ristek dan sebagainya, Kusmayanto menolak berkomentar. “Saya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,” ujarnya.

Kepala Bagian Humas Kemeneg Ristek Wawan Bayu yang sedang mendampingi Kusmayanto di Aceh mengungkapkan sampai saat ini atasanya itu masih disibukkan dengan banyak pekerjaan. Menristek, kata dia, memilih tetap bekerja sampai detik akhir jabatannya.

“Jadi kalau menteri lain ada yang berkemas-kemas, pak menteri (Menristek) masih terus beekerja sampai dinyatakan tidak lagi menjabat,” jelasnya.

Wawan yang sudah mengabdi di Ristek sejak zaman Habibie ini mengungkapkan Kusmayanto tidak terlalu hirau dengan hiruk pikuk isu pergantian menteri. Sebagai Menristek yang bersangkutan terus bekerja seoptimal mungkin.

“Beliau yang saya lihat sangat pekerja keras,” ujarnya.

Mengenai laporan akhir tugas, Wawan mengatakan hal itu sedang disusun. Sebab jika seorang menteri atau pejabat akan habis masa bhaktinya hal itu harus ada. Terlepas nanti yang bersangkutan terpilih lagi menjadi menteri atau tidak.

Sementara di kantor Departemen Sosial (Depsos) aktifitas berjalan normal. Para pegawai yang ditemui Seputar Indonesia tidak terlalu hirau dengan isu akan berakhirnya jabatan Mensos Bachtiar Chamsyah.

Sementara itu, mobil sedan berplat RI 32 tidak tampak di tempat biasanya terparkir. Rupanya sang menteri tidak berada di tempat.

Staf Ahli Mensos bidang Dampak Sosial Gunawan Sumodiningrat yang ditemui Seputar Indonesia membenarkan bahwa Mensos tidak ada di tempat. Mensos sedang ada urusan ke China dan berangkat kemarin.

“Beliau sedang ke China. Menemani istri beliau, bu Mensos yang sedang berobat di sana,” jelasnya.

Saat ditanya mengenai isu tidak dipilihnya lagi Bachtiar jadi Mensos, mantan Dirjen Pemberdayaan Sosial ini mengaku belum dengar. Selama ini dia hanya dengar bahwa pos Mensos jadi rebutan partai seperti PKS, PPP, PKB dan sebagainya.

Sedangkan mengenai pamitan atau kemas-kemas Mensos dia mengaku hal itu belum ada. Dia mengatakan suasana masih seperti biasa semua bekerja dengan tugasnya masing-masing.

Saat ditanya apa harapan untuk Mensos ke depan, Gunawan mengaku punya banyak harapan. Dia berharap mensos mendatang bisa melanjutkan program pemberdayaan masyarakat.

“Jadi Depsos ini bertransformasi dari sekedar charity menjadi program yang empowerment,” jelasnya.

Gunawan mengatakan tidak ada salahnya jika presiden memilih kalangan professional sebagai Mensos. Sebab selama ini Mensos selalu orang parpol.

“Tidak ada salahnya dicoba kalangan professional untuk pos Depsos ini, lalu dibandingkan kinerjanya dengan dari Parpol,” usulnya.(dian widiyanarko)

Minggu, 11 Oktober 2009

Dalam Check and Balances Tak Ada Oposisi



foto: jakartapost.com

WAWANCARA KETUA MPR TAUFIK KIEMAS



Pada Sabtu malam 3 Oktober lalu, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufik Kiemas terpilih sebagai ketua MPR. Taufik terpilih dari paket yang didukung tujuh fraksi bersama wakil-wakil ketua MPR yang terpilih antara lain Melani Leimena Suharli dari Demokrat, Hajrianto Y Tohari dari Golkar, Lukman H Saefudin dari PPP, Ahmad Farhan Al Hamid dari usur DPD.

Banyak pertanyaan mengemuka dari terpilihnya Taufik memimpin lembaga yang pernah menjadi lembaga tertinggi. Misalnya terkait dukungan Demokrat pada Taufik untuk mendapatkan posisi tersebut.

Dari sana lantas timbul pertanyaan apakah PDIP akan berbalik dari oposisi menjadi pendukung pemerintahan pasca Taufik jadi ketua MPR? Selain itu bagaimana pula pandangan Taufik atas tugas barunya memimpin MPR, termasuk mengenai isu amandemen dan DPR? Berikut wawancara singkat dengan Taufik Kiemas.

Apa yang terpikir oleh anda setelah terpilih sebagai ketua MPR?

Yang pesti bebennya berat ya. Saya tidak mungkin berhasil jika tidak dibantu masyarakat dan mass media. Sebab apa, tugas pertamanya MPR ini kan menyebarluaskan pancasila, undang-undang dasar 1945, negara kesatuan republik Indonesia, dan kebinekaan.

Ada kerjasama dengan Demokrat dalam pemilihan anda, apakah ini akan mengikis jiwa oposisi PDIP?

Kalau kita lihat dari keputusan MPR DPR dan DPD kita tidak bicara mengenai oposisi atau tidak oposisi. Tapi kita bicara mengenai check and balances. Jadi seharusnya di sini semua kritis. Partai Demokrat harusnya lebih kritis dari PDIP seharusnya.

Apakah berarti PDIP tidak oposisi lagi setelah anda terpilih?

Dalam check and balances tidak ada oposisi. Semua kritis di DPR.

Jadi PDIP tidak akan kritis lagi?

Semua harus berlomba-lomba untuk kritis. Demokrat sebagai yang terbesar harusnya yang lebih kritis dari yang lain. Jadi semua fraksi di DPR itu harus lebih kritis. Posisi PDIP dalam cehek and balance harusnya sama. Mustinya yang lebih galak Democrat.

Anda kan terpilih dengan bantuan Demokrat, apa yang diberikan PDIP pada Democrat sebagai gantinya?

Empat hal itu. Pancasila, undang-undang dasar 1945, negara kesatuan republik Indonesia, bhineka tunggal ika. Itu komitmen yang harus dijaga.

Dalam mendukung anda Demokrat kan mengecewakan rekan koalisinya seperti PKS yang juga mengincar ketua MPR. Tentunya ada komitmen sehingga Demokrat sampai lebih memilih anda dari rekan koalisinya?

Itu kalau soal democrat harus tanya democrat.

Apakah balasan atau komitmennya PDIP akan sama-sama Demokrat di pemerintahan?

Check and balances itu semua sama-sama nanti, tetap kritis.

Mengenai wakil dari unsure DPD dari paket anda yaitu Ahmad Farhan Hanid tidak diakui oleh pihak DPD, apa pendapat anda soal ini?

Itu tanya ahli hukum deh. Tanya ahli tata negara. DPD nya bagaimana, sudah terwakili belum. Secara tata negara benar atau tidak yang dilakukan DPR.

Apa pandangan anda sebagai ketua MPR mengenai usulan amandemen UUD 45. Juga perjuangan DPD untuk mengajukan amandemen?

Kita kan nunggu aja. Kan mesti disipkan dulu. Kan musti mengumpulkan 266. kalau kita menunggu saja. Biar DPR memprosesnya dulu.(dian widiyanarko)

Minggu, 04 Oktober 2009

Saya Bukan Satpam Partai


Wawancara Calon Ketua Umum Partai Golkar Surya Paloh

foto: media indonesia



Para kandidat calon ketua umum Golkar mulai menggalang dukungan dan
mempersiapkan diri bertarung di Munas yang digelar di Riau. Ketua
Dewan Penasehat Partai Golkar Surya Paloh adalah salah satu kandidat
terkuat yang terus menggalang dukungan, apa saja persiapannya untuk
Munas, dan apa yang ditawarkannya jika memimpin Golkar berikut
wawancaranya saat keliling Indonesia menggalang dukungan.

Apa yang membuat anda memutuskan maju dalam bursa ketua umum?

Orang pasti bertanya, mengapa saya yang sudah menjabat ketua dewan
penasehat maju jadi ketua umum, biasanya kan ketua umum mengincar
dewan penesehat. Apalagi ini juga buang waktu tenaga dan sebagainya.
Semua saya lakukan karena ingin membuat sesuatu yang berarti bagi
Golkar. Saya ingin merestorasi partai ini.

Bagaimana dengan Aburizal Bakrie yang merupakan rival berat anda?

Secara etik saya tidak mau jawab dia anggota saya, saya ketua dewan
penasehat dia anggota saya. Tapi saya hargai dia maju itu hak dia.
Hubungan saya dengan dia baik-baik saja.

Saya memang menjaga agar hubungan dengan semua kandidat baik. Makanya
saya hindari hal-hal yang personal dalam kompetisi ini.

Bagaimana dengan Tomy Soeharto yang meramaikan bursa juga, apakah anda
juga memperhitungkan?

Semua saya perhitungkan, semua berat bagi saya. Saya tidak menghargai
semangat juang Mas Tomy kalau saya tidak memperhitungkan dia.

Bagaimana dengan saling klaim dukungan daerah. Daerah yang anda
katakana mendukung anda juga diklaim mendukung lawan anda?

Biarkanlah kalau mereka mengatakan di dukung daerah ini, padahal
mereka jelas-jelas mendukung saya. Kamu lihat sendiri dari Papua,
Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatra, cek sendiri apa benar itu
ketuanya.

Itu hak mereka untuk mengklaim. Tapi yang jelas Jateng 99,9%
mendukung, di pulau jawa di atas 75% kalau secara keseluruhan.
Sementara Sumatra 80%. Maluku 100% boleh dicatat ini.

Biasanya pendukung bisa berbelok ke kubu lain di saat-saat terakhir
menjelang pemilihan di Munas. Bagaimana anda bisa memastikan atau
menjaga mereka tetap di pihak anda?
Saya tidak punya trik khusus, biarkanlah kesadaran dan nurani mereka
yang amankan itu. Saya bukan satpam partai. Saya tidak perlu memaksa
mereka saya tidak perlu aman-mengamankan.

Jika anda yang terpilih, apa yang anda persiapkan untuk Golkar di masa
kepemimpinan anda?

Kita harus kembalikan kepercayaan rakyat. Partai ini kalau bahasa saya
sedang cidera citra. Kegagalan di pileg dan pilpres cukup jadi
pelajaran kita. Kita harus perbaiki itu semua. Dan itu hanya bisa di
lakukan kader Golkar sendiri bukan orang di luar Golkar.

Jadi siapa yang bertanggungjawab atas semua keterpurukan Golkar?

Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Semua bertanggungjawab. Saya
bertanggungjawab, Pak Jusuf bertanggungjawab. Kita harus mengembalikan
kejujuran dan ideologi partai, bukan sikap pragmatis transaksional
segelintir elit partai. Tapi sudahlah mari kita tutup buku lama dan
kita buka buku baru.

Bagaimana sikap politik Golkar jika anda pimpin terhadap pemerintahan,
apakah akan menjadi oposisi?

Kita tidak akan berkoalisi dalam pemerintahan, tapi kita tidak juga
oposisi. Kita independen saja, agar duduk setara atau equal, bukan
subordinasi. Kita juga tidak memikirkan agenda itu agenda ke depan
kita konsolidasi internal agar pemilu mendatang kita bisa jadi
pemenang kembali.

Kalau ditawari kabinet oleh SBY apa akan diterima atau ditolak?

Kalau ditawari kita terimakasih, tapi Golkar tidak akan terima. Kita
tidak ada representasi partai dalam kabinet. Kita harus belajar tidak
jadi bayang-bayang pemerintahan, kita harus bisa buktikan kita bisa
besar bukan karena fasilitas pemerintahan. Ini yang membedakan saya
jika terpilih.

Bagaimana jika ada kader anda yang ikut bergabung dalam kabinet?

Silahkan saya tidak melarang, tapi itu bukan dari partai. Tidak ada
representasi Golkar dikabinet.

Tapi bagaimana kalau anda diajak bicara SBY untuk menyusun kabinet?

Saya akan duduk bersama dan berikan pemikiran saya tapi sikap saya
tetap Golkar tidak masuk dan akan mengutamakan konsolidasi. Kita tetap
di tengah, kalau baik kita dukung kalau tidak baik kita protes.

Bukankah sikap yang anda tawarkan itu dinilai tidak sesuai dengan
karakter Golkar. Selama ini kan Golkar dinilai sebagai partai
pemerintah dan sulit lepas dari pemerintahan?

Ini yang salah dipahami oleh pengamat dan elit Golkar sendiri. Nafas
Golkar tidak tergantung pada pemerintahan. Sekarang kita punya satu
wapres dan empat menteri dari Golkar, kalah juga kita, jadi intinya
bukan ada atau tidak dalam pemerintahan, tapi pada citra partai yang
terpuruk. Ini yang harus diperbaiki untuk kembali bangkit.

Lalu dalam restorasi organisasi apakah anda akan merombak kepengurusan?

Kita akan membuat kepengurusan lebih produktif, siapa saja yang
berpotensi akan kita ajak. Anak-anak muda akan dapat tempat, bukan
lagi karena kedekatan. Kalau selama ini hanya ada organisasi
kepemudaan kita akan buat untuk semua ada organisasi buruh tani,
bahkan cendekiawan Golkar juga ada. (dian widiyanarko)

Kamis, 01 Oktober 2009

Politik Itu Tak Kenal Pensiun

Siang itu adalah hari terakhirnya bekerja di sana. Dia mulai bersiap mengemasi barang-barang di kantor yang sudah 10 tahun di tempatinya.

Bersama para sejawatnya Taufikurrahman Saleh bersiap meninggalkan Senayan. Taufik adalah satu dari para anggota dewan lainnya yang tidak lagi bertugas di DPR.

Bagi Taufik dan anggota dewan periode 2004-2009 yang tak terpilih lagi, hari kemarin adalah hari terakhir bekerja di Gedung DPR.

Di hari terakhir itu, Taufik memilih mengakhiri masa kerjanya dengan pamitan. Pamitan pertama dilakukan Politisi PKB itu dengan para wartawan.

Bagi Taufik para wartawan adalah rekan kerja yang paling dekat dengan pekerjaannya selama ini. Dalam pertemuan itu, mantan Wakil Ketua Komisi II DPR ini membawa segebog buku.

Buku berjudul “Membangun Pendidikan Indonesia” itu adalah salah satu bukti kerjanya selama menjadi anggota dewan. Buku itu merupakan kumpulan buah pikirannya selama menjadi anggota Komisi Pendidikan DPR. Buki itu juga di luncurkannya sebagai tanda masa akhir jabatannya sebagai anggota dewan.

Taufik mengaku tak ada rasa sedih sedikitpun meninggalkan gedung kura-kura yang juga membesarkan namanya. Sebab sebagai politisi pensiun dari DPR hanyalah sekedar pindah kantor saja, bukan berhenti jadi politisi.

“Politik itu tidak kenal pensiun. Parlemen hanya tempat saja,” jawab mantan Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR ini.

Taufik mengatakan aktifitas politik bisa dilakukan di mana saja. Yang penting tetap berjuang dan bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah agar pro rakyat.

Mengenai aktifitas selepas pensiun dari DPR, Taufik mengaku banyak hal yang menunggunya. Dia bisa saja kembali mengajar atau menjadi pengacara, sebuah provesi yang 10 tahun lalu ditinggalkan anggota dewan yang telah menjabat dua periode ini.

Selain itu, Taufik berminat juga bergabung di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Yang terakhir ini dia menunggu apakah ada tawaran tempat bagi dirinya. “Terserah saja nanti di tempatkan di mana (di PBNU),” ujar Wakil Ketua Komisi V DPR ini.

Teman sejawat Taufik yang juga berkemas siang itu adalah Fuad Anwar. Anggota Komisi VII ini juga mengatakan sudah pindah kantor saat itu. Itulah yang dimaknainya bahwa politik itu tak kenal pensiun. (dian widiyanarko)