Minggu, 04 Oktober 2009

Saya Bukan Satpam Partai


Wawancara Calon Ketua Umum Partai Golkar Surya Paloh

foto: media indonesia



Para kandidat calon ketua umum Golkar mulai menggalang dukungan dan
mempersiapkan diri bertarung di Munas yang digelar di Riau. Ketua
Dewan Penasehat Partai Golkar Surya Paloh adalah salah satu kandidat
terkuat yang terus menggalang dukungan, apa saja persiapannya untuk
Munas, dan apa yang ditawarkannya jika memimpin Golkar berikut
wawancaranya saat keliling Indonesia menggalang dukungan.

Apa yang membuat anda memutuskan maju dalam bursa ketua umum?

Orang pasti bertanya, mengapa saya yang sudah menjabat ketua dewan
penasehat maju jadi ketua umum, biasanya kan ketua umum mengincar
dewan penesehat. Apalagi ini juga buang waktu tenaga dan sebagainya.
Semua saya lakukan karena ingin membuat sesuatu yang berarti bagi
Golkar. Saya ingin merestorasi partai ini.

Bagaimana dengan Aburizal Bakrie yang merupakan rival berat anda?

Secara etik saya tidak mau jawab dia anggota saya, saya ketua dewan
penasehat dia anggota saya. Tapi saya hargai dia maju itu hak dia.
Hubungan saya dengan dia baik-baik saja.

Saya memang menjaga agar hubungan dengan semua kandidat baik. Makanya
saya hindari hal-hal yang personal dalam kompetisi ini.

Bagaimana dengan Tomy Soeharto yang meramaikan bursa juga, apakah anda
juga memperhitungkan?

Semua saya perhitungkan, semua berat bagi saya. Saya tidak menghargai
semangat juang Mas Tomy kalau saya tidak memperhitungkan dia.

Bagaimana dengan saling klaim dukungan daerah. Daerah yang anda
katakana mendukung anda juga diklaim mendukung lawan anda?

Biarkanlah kalau mereka mengatakan di dukung daerah ini, padahal
mereka jelas-jelas mendukung saya. Kamu lihat sendiri dari Papua,
Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatra, cek sendiri apa benar itu
ketuanya.

Itu hak mereka untuk mengklaim. Tapi yang jelas Jateng 99,9%
mendukung, di pulau jawa di atas 75% kalau secara keseluruhan.
Sementara Sumatra 80%. Maluku 100% boleh dicatat ini.

Biasanya pendukung bisa berbelok ke kubu lain di saat-saat terakhir
menjelang pemilihan di Munas. Bagaimana anda bisa memastikan atau
menjaga mereka tetap di pihak anda?
Saya tidak punya trik khusus, biarkanlah kesadaran dan nurani mereka
yang amankan itu. Saya bukan satpam partai. Saya tidak perlu memaksa
mereka saya tidak perlu aman-mengamankan.

Jika anda yang terpilih, apa yang anda persiapkan untuk Golkar di masa
kepemimpinan anda?

Kita harus kembalikan kepercayaan rakyat. Partai ini kalau bahasa saya
sedang cidera citra. Kegagalan di pileg dan pilpres cukup jadi
pelajaran kita. Kita harus perbaiki itu semua. Dan itu hanya bisa di
lakukan kader Golkar sendiri bukan orang di luar Golkar.

Jadi siapa yang bertanggungjawab atas semua keterpurukan Golkar?

Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Semua bertanggungjawab. Saya
bertanggungjawab, Pak Jusuf bertanggungjawab. Kita harus mengembalikan
kejujuran dan ideologi partai, bukan sikap pragmatis transaksional
segelintir elit partai. Tapi sudahlah mari kita tutup buku lama dan
kita buka buku baru.

Bagaimana sikap politik Golkar jika anda pimpin terhadap pemerintahan,
apakah akan menjadi oposisi?

Kita tidak akan berkoalisi dalam pemerintahan, tapi kita tidak juga
oposisi. Kita independen saja, agar duduk setara atau equal, bukan
subordinasi. Kita juga tidak memikirkan agenda itu agenda ke depan
kita konsolidasi internal agar pemilu mendatang kita bisa jadi
pemenang kembali.

Kalau ditawari kabinet oleh SBY apa akan diterima atau ditolak?

Kalau ditawari kita terimakasih, tapi Golkar tidak akan terima. Kita
tidak ada representasi partai dalam kabinet. Kita harus belajar tidak
jadi bayang-bayang pemerintahan, kita harus bisa buktikan kita bisa
besar bukan karena fasilitas pemerintahan. Ini yang membedakan saya
jika terpilih.

Bagaimana jika ada kader anda yang ikut bergabung dalam kabinet?

Silahkan saya tidak melarang, tapi itu bukan dari partai. Tidak ada
representasi Golkar dikabinet.

Tapi bagaimana kalau anda diajak bicara SBY untuk menyusun kabinet?

Saya akan duduk bersama dan berikan pemikiran saya tapi sikap saya
tetap Golkar tidak masuk dan akan mengutamakan konsolidasi. Kita tetap
di tengah, kalau baik kita dukung kalau tidak baik kita protes.

Bukankah sikap yang anda tawarkan itu dinilai tidak sesuai dengan
karakter Golkar. Selama ini kan Golkar dinilai sebagai partai
pemerintah dan sulit lepas dari pemerintahan?

Ini yang salah dipahami oleh pengamat dan elit Golkar sendiri. Nafas
Golkar tidak tergantung pada pemerintahan. Sekarang kita punya satu
wapres dan empat menteri dari Golkar, kalah juga kita, jadi intinya
bukan ada atau tidak dalam pemerintahan, tapi pada citra partai yang
terpuruk. Ini yang harus diperbaiki untuk kembali bangkit.

Lalu dalam restorasi organisasi apakah anda akan merombak kepengurusan?

Kita akan membuat kepengurusan lebih produktif, siapa saja yang
berpotensi akan kita ajak. Anak-anak muda akan dapat tempat, bukan
lagi karena kedekatan. Kalau selama ini hanya ada organisasi
kepemudaan kita akan buat untuk semua ada organisasi buruh tani,
bahkan cendekiawan Golkar juga ada. (dian widiyanarko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar